Batu safir yang dalam literasi
Yunani ditulis σάπφειρος atau sappheiros, atau dimaksud juga batu biru, jama
dahulu mengacu pada batu lapis lazuli. Sesungguhnya, batu safir yaitu type batu
permata dari mineral corundum, aluminium oksida (α-Al2O3). Beberapa kecil unsur
seperti besi, titanium, kromium, tembaga, atau magnesium bisa memberi warna
pada korundum, yaitu biru, kuning, ungu, oranye, atau hijau.
Kotoran kromium dalam korundum
membuahkan warna merah muda atau merah, serta yang paling akhir itu dimaksud
ruby (saksikan juga artikel Kupas selesai batu ruby : Ciri-ciri, warna, catatan
rekor serta gambarnya).
Biasanya, safir dikenakan dalam
perhiasan. Safir bisa diketemukan dengan cara alami, dengan mencari melewati
sedimen spesifik (lantaran resistensinya pada kikisan dibanding dengan batuan
yang lebih lembut) atau formasi batuan spesifik.
Batu safir dapat juga di produksi
untuk kepentingan industri atau dekoratif dalam boule kristal besar. Lantaran
kekerasan yang luar umum dari safir, yaitu 9 pada taraf Mohs (mineral paling
keras ketiga, pas di belakang berlian dengan nilai 10 serta moissanite dengan
nilai 9, 25) – serta aluminium oksida biasanya, safir dipakai dalam sebagian
aplikasi non-perhiasan, seperti komponen optik inframerah seperti dalam
instrumen ilmiah ; kaca berdaya tahan tinggi ; arloji kristal serta bantalan
gerakan ; serta wafer elektronik yang sangatlah tidak tebal, yang dipakai juga
sebagai substrat isolasi dari piranti elektronik solid spesial (terlebih
sirkuit terpadu serta LED berbasis GaN).
Batu safir alami (rekomendasi
SAPHIRE)
Safir yaitu salah satu dari tiga
varietas permata korundum (nya ialah ruby), didefinisikan juga sebagai korundum
dalam warna merah, serta padparadscha, type oranye kemerahan. Walau warna biru
yaitu yang paling populer, safir mungkin tak berwarna serta diketemukan dalam
beragam warna termasuk juga warna abu-abu serta hitam.
Nilai safir alami beragam
bergantung pada warna, kejernihan, ukuran, potongan, serta kwalitas
keseluruhannya -serta asal geografisnya. Cadangan safir yang penting
diketemukan di Australia Timur, Thailand, Sri Lanka, China (Shandong),
Madagaskar, Afrika Timur, serta di Amerika Utara dalam lokasi-lokasi, terlebih
di Montana. Safir serta rubi kerap diketemukan dalam lingkungan geografis yang
sama, namun salah satu permata umumnya lebih berlimpah di salah satu website.
Warna dalam batu permata diurai
jadi tiga komponen : hue, saturation, serta tone. Hue seringkali dipahami juga
sebagai “warna” dari batu permata. Saturation merujuk pada kejelasan atau
kecerahan warna, serta tone yaitu kecerahan sampai kegelapan dari hue. Safir
biru ada pada beragam kombinasi paling utama (biru) dengan warna sekunder,
beragam tingkat tonal (warna) serta dalam beragam tingkat saturation
(kejelasan).
Safir biru dinilai berdasar pada
kemurnian warna intinya. Ungu, violet, serta hijau yaitu warna sekunder yang
paling umum diketemukan pada safir biru. Violet serta ungu bisa berperan pada
keindahan keseluruhnya warna, sesaat hijau dikira negatif. Safir biru dengan
kandungan 15% violet atau ungu biasanya disebutkan berkwalitas baik. Safir biru
dengan kandungan hijau juga sebagai warna sekunder dikira tak berkwalitas baik.
Abu-abu yaitu saturation modifier (pengubah saturation) normal atau mask yang
diketemukan pada safir biru. Abu-abu kurangi saturation atau kecerahan warna,
serta karenanya mempunyai dampak negatif.
Warna safir biru yang bagus bisa
digambarkan juga sebagai violet gelap menengah hidup sampai biru keunguan
dimana warna biru primer sekurang-kurangnya ada 85% serta rona sekunder tak
kian lebih 15%, dengan amat sedikit atau tanpa ada kombinasi rona sekunder
hijau atau abu-abu.
Safir Logan seberat 423 karat
(84, 6 g) di National Museum of Alami History, di Washington, D. C., yaitu
salah satu permata safir biru berfaset paling besar yang pernah ada.
Safir berwarna lain
Safir kuning serta hijau juga
kerap diketemukan. Safir merah muda makin dalam warnanya saat jumlah kromium
bertambah. Makin dalam warna pink makin tinggi nilainya, seandainya warnanya
condong ke arah merah ruby. Di Amerika Serikat, saturation minimum mesti
dipenuhi supaya dapat dimaksud ruby. Apabila tak, batu ini dikatakan sebagai
safir merah muda.
Safir juga ada dalam corak oranye
serta coklat. Safir berwarna terkadang dipakai juga sebagai pengganti perhiasan
berlian. Safir padparadscha alami (oranye kemerahmudaan) kerap mempunyai harga
yang lebih tinggi dari pada umumnya safir bahkan juga safir biru paling baik.
Beberapa waktu terakhir, banyak safir dari warna ini nampak di market juga
sebagai akibatnya karena cara pemrosesan buatan baru yang dimaksud “difusi
kisi”.
Padparadscha
Padparadscha yaitu korundum
berwarna jelas lembut sampai ke oranye merah muda menengah sampai ke
oranye-merah muda, awalannya diketemukan di Sri Lanka, namun juga diketemukan
dalam cadangan di Vietnam serta sisi Afrika Timur. Safir padparadscha termasuk
juga mineral langka ; serta yang paling langka dari seluruhnya macamnya yaitu
type yang betul-betul alami, tanpa ada sinyal tanda pemrosesan buatan.
Nama padparadscha sendiri datang
dari bhs Sansekerta “padma ranga” (padma = teratai, ranga = warna), warna yang
serupa dengan bunga teratai (Nelumbo nucifera ‘speciosa’).
Safir bintang
Safir bintang yaitu type safir
yang tunjukkan fenomena seperti bintang yang di kenal juga sebagai asterism ;
batu merah di kenal juga sebagai “ruby bintang”. Safir bintang diisi inklusi
seperti jarum yang sama-sama silang menyilang ikuti dasaran susunan kristal
yang mengakibatkan timbulnya suatu pola enam cahaya berupa “bintang” saat
dipandang dengan sumber sinar tunggal dari atas. Inklusi ini kerapkali yaitu
rutil mineral, mineral yang terlebih terdiri atas titanium dioksida.
Batu dipotong dengan cara en
cabochon, umumnya dengan pusat bintang di dekat sisi atas kubah. Terkadang, dua
belas cahaya berupa bintang diketemukan, umumnya lantaran dua set inklusi yang
tidak sama diketemukan dalam batu yang sama, seperti gabungan jarum rutil halus
dengan platelet hematit kecil ; hasil pertama yaitu bintang keputihan serta
hasil ke-2 yaitu bintang berwarna emas.
Sepanjang kristalisasi, ke-2 type
inklusi jadi bertujuan pada arah yang tidak sama dalam kristal, hingga membuat
dua bintang enam yang menumpang keduanya untuk membuat 12 bintang. Bintang
cacat atau 12 cahaya bintang kemungkinan juga terbentuk juga sebagai akibatnya
karena inklusi kembar. Inklusi alternatif bisa membuahkan dampak “mata kucing”
apabila arah muka atas dari kubah cabochon bertujuan tegak lurus pada sumbu
kristal daripada sejajar dengannya. Apabila kubah bertujuan diantara dua arah,
bintang yang ke luar dari pusat bakal tampak, jauh dari titik tinggi kubah.
Black Star of Queensland, permata
safir bintang paling besar didunia, beratnya 733 karat. Star of India
(ditambang di Sri Lanka) (berat 563, 4 karat) dikira safir bintang paling besar
ke-2 (safir biru paling besar), serta sekarang ini dipajang di American Museum
of Alami History di New York City. Star of Bombay seberat 182 karat, (ditambang
di Sri Lanka), yang disimpan di National Museum of Alami History, di
Washington, D. C., yaitu misal lain dari safir bintang biru besar. Nilai safir
bintang bukan sekedar bergantung pada berat batu, namun juga warna,
visibilitas, serta intensitas asterism.
Safir yang beralih warna
Type safir alami langka, yang di
kenal juga sebagai safir yang beralih warna, memamerkan warna yang tidak sama
dalam sinar yang tidak sama. Safir yang beralih warna bakal berwarna biru dalam
sinar luar serta ungu dibawah pijar sinar dalam ruang, atau hijau ke
abu-abu-hijau di siang hari serta merah muda sampai ke ungu-kemerahan di lampu
pijar. Safir yang beralih warna datang dari beragam tempat, seperti Thailand
serta Tanzania. Dampak pergantian warna ini dikarenakan oleh hubungan safir,
yang menyerap panjang gelombang sinar spesifik, serta sumber sinar, yang output
spektralnya beragam bergantung pada pemancarnya. Kotoran logam transisi pada
safir, seperti kromium serta vanadium, juga bertanggungjawab atas pergantian
warna.
Sebagian safir yang beralih warna
sintetis mempunyai pergantian warna yang serupa dengan batu permata alexandrite
alami serta mereka terkadang di pasarkan juga sebagai “alexandrium” atau
“alexandrite sintetik”. Tetapi, arti paling akhir salah : safir yang beralih
warna sintetis, dengan cara tehnis, tidaklah alexandrite sintetis namun simulan
alexandrite. Hal semacam ini lantaran alexandrite asli yaitu type chrysoberyl :
bukanlah safir, namun mineral yang sekalipun tidak sama.
Sumber warna
Ruby yaitu korundum yang memiliki
kandungan kotoran kromium yang menyerap sinar kuning-hijau serta membuahkan
ruby warna merah yang lebih dalam bersamaan meningkatnya isian. Safir ungu
memiliki kandungan beberapa vanadium serta ada dalam beragam warna. Korundum
yang memiliki kandungan ~ 0, 01% titanium tak berwarna. Apabila sedikit besi
ada, warna kuning yang sangatlah pucat sampai hijau bisa tampak. Tetapi,
apabila titanium serta kotoran besi ada berbarengan, serta ada dalam situasi
valensi yang benar, akhirnya yaitu warna biru dalam.
Tak seperti penyerapan lokal
(“intra-atom”) dari sinar yang mengakibatkan warna kotoran krom serta vanadium,
warna biru pada safir datang dari beban transfer intervalensi, yang disebut
transfer elektron dari satu ion logam transisi ke yang lain melewati konduksi
atau pita valensi. Besi bisa mengambil bentuk Fe2+ atau Fe3+, sedang titanium
biasanya mengambil bentuk Ti4+. Apabila ion Fe2+ and Ti4+ menukar Al3+, daerah
lokal dari tidak seimbangan beban terwujud. Transfer elektron dari Fe2+ serta
Ti4+ bisa mengakibatkan pergantian pada situasi valensi keduanya. Lantaran ada
pergantian valensi, jadi nampaklah pergantian khusus dalam daya untuk elektron,
serta daya elektromagnetik diserap. Panjang gelombang daya yang diserap sesuai
sama sinar kuning. Saat sinar ini dikurangi dari sinar putih khas, akhirnya
yaitu warna komplementer biru. Terkadang saat penjarakan atom tidak sama dalam
arah yang tidak sama, akhirnya yaitu dichroisme biru-hijau.
Transfer beban intervalensi yaitu
sistem yang membuahkan tampilan berwarna kuat pada persentase kotoran yang
rendah. Sesaat sekurang-kurangnya 1% kromium mesti ada pada korundum saat
sebelum ruby warna merah dalam tampak, safir biru bakal terlihat gamblang
dengan hadirnya cuma 0, 01% dari titanium serta besi.
Pemrosesan
Safir bisa di proses dengan
sebagian cara untuk meluruskan atau tingkatkan kejernihan serta warnanya.
Memanaskan safir alami untuk meluruskan atau tingkatkan warnanya yaitu praktik
umum. Ini dikerjakan dengan memanaskan safir dalam tungku pada suhu pada 500
serta 1800 °C sepanjang sebagian jam, atau mungkin dengan pemanasan dalam oven
dengan atmosfer kurang nitrogen sepanjang tujuh hari atau lebih. Sesudah
pemanasan, batu jadi berwarna lebih biru, namun kehilangan sebagian inklusi
rutil (sutera). Saat suhu tinggi dipakai, batu kehilangan seluruhnya sutra
(inklusi) serta jadi jernih dibawah pembesaran. Inklusi di batu alam gampang
dipandang dengan kaca pembesar pembuat perhiasan. Bukti bahwa safir serta batu
permata yang lain di proses dengan pemanasan dapat dikilas balik sampai
sekurang-kurangnya ke zaman Romawi. Batu alam yg tidak dipanaskan agak langka
serta kerap di jual dibarengi dengan sertifikat dari laboratorium gemologi
berdiri sendiri yang menunjukkan bahwa “tidak ada bukti pemrosesan dengan
panas” pada batu itu.
Safir Yogo kadang-kadang tak
perlu di proses dengan panas lantaran warna birunya seragam serta lanjut,
biasanya bebas dari inklusi khas, serta mereka mempunyai kejernihan seragam
yang tinggi. Saat Intergem Limited mulai pasarkan Yogo pada masa 1980-an juga
sebagai hanya satu safir didunia yang ditanggung tak di proses, perlakuan panas
tak umum disibakkan ; pada th. 1982 pemrosesan dengan panas jadi permasalahan
besar. Pada saat itu, 95% dari seluruhnya safir dunia dipanaskan untuk
tingkatkan warna alaminya. Pemasaran Intergem yang menanggung Yogo tak di
proses bikin mereka bertemu dengan adanya banyak di industri permata.
Permasalahan ini nampak juga sebagai narasi di halaman depan Wall Street
Journal pada tanggal 29 Agustus 1984 di suatu artikel tulisan Bill Richards,
Carats and Schticks : Sapphire Marketer Upsets The Gem Industry.
Pemrosesan difusi dipakai untuk
memberikan kotoran ke safir untuk tingkatkan warna. Umumnya berilium
didifusikan ke safir dibawah panas yang sangatlah tinggi, pas dibawah titik leleh
safir. Awalannya (c. 2000) safir oranye di ciptakan, walau saat ini sistem ini
sudah maju serta banyak warna safir kerap di proses dengan berilium. Susunan
berwarna bisa di hilangkan saat chip batu dipoles atau dipermak lagi,
bergantung pada kedalaman susunan kotoran. Padparadscha olahan mungkin saja
sangatlah susah untuk dideteksi, serta banyak batu disertifikasi oleh
laboratorium gemologi (umpamanya, Gubelin, SSEF, AGTA).
Menurut dasar Komisi Perdagangan
Federal Amerika Serikat, pengungkapan dibutuhkan dari tiap-tiap mode penambahan
yang mempunyai dampak penting pada nilai permata itu.
Ada cara-cara untuk memproses
safir. Pemrosesan panas untuk kurangi atau mengoksidasi atmosfer (namun tanpa
ada memakai kotoran penambahan yang lain) biasanya dipakai untuk meluruskan
warna safir, serta sistem ini terkadang di kenal juga sebagai “hanya pemanasan”
dalam perdagangan permata. Tetapi demikian sebaliknya, pemrosesan panas
digabungkan dengan menambahkan kotoran khusus spesifik dengan cara berniat
(umpamanya berilium, titanium, besi, kromium atau nikel, yang diserap ke
susunan kristal safir) juga umum dikerjakan, serta sistem ini bisa di ketahui
juga sebagai “difusi” dalam perdagangan permata. Tetapi, walau ada arti “hanya
pemanasan” serta “difusi”, ke-2 kelompok pemrosesan ini sesungguhnya melibatkan
sistem difusi.
Penambangan
Safir ditambang dari endapan
aluvial atau dari eksploitasi bawah tanah paling utama. Tempat penambangan
komersial untuk safir serta ruby meliputi (tetapi tak terbatas pada)
negara-negara tersebut : Afghanistan, Amerika Serikat, Australia, China, India,
Kamboja, Kenya, Kolombia, Laos, Madagaskar, Malawi, Myanmar/Burma, Nepal,
Nigeria, Pakistan, Sri Lanka, Tajikistan, Tanzania, Thailand, serta Vietnam.
Safir dari tempat geografis yang tidak sama mungkin saja mempunyai tampilan
atau konsentrasi kotoran kimia yang tidak sama, serta condong memiliki
kandungan beragam type inklusi mikroskopis. Karenanya, safir bisa dibagi jadi
tiga kelompok : metamorf classic, metamorf non-klasik atau magmatik, serta
magmatik classic.
Safir dari tempat spesifik, atau
kelompok spesifik, mungkin saja dengan cara komersial lebih menarik dari pada
yang lain, safir metamorf yang sangatlah classic dari Kashmir (India), Burma,
atau Sri Lanka belum menanggung pemrosesan panas.
Safir Logan, Star of India, serta
Star of Bombay datang dari tambang Sri Lanka. Madagaskar yaitu pemimpin dunia
dalam produksi safir (pada 2007) terutama cadangan di serta seputar kota
Ilakaka. Saat sebelum pembukaan tambang Ilakaka, Australia yaitu produsen safir
paling besar (pada th. 1987). Pada th. 1991 sumber baru safir diketemukan di
Andranondambo, Madagaskar selatan. Daerah itu sudah dieksploitasi untuk
penambangan batu akik safir yang diawali pada th. 1993, namun praktis ditinggalkan cuma
satu tahun lebih lalu -karena kesusahan dalam memulihkan safir di batuan dasarnya.
Di Amerika Utara, safir ditambang
beberapa besar dari cadangan di Montana : di selama Sungai Missouri dekat
Helena, Montana, Dry Cottonwood Creek dekat Missoula, Montana, serta Rock Creek
dekat Philipsburg, Montana. Safir Yogo biru yang baik diketemukan di Yogo Gulch
di barat Lewistown, Montana. Sebagian safir serta ruby berkelas permata juga
sudah diketemukan di daerah Franklin, North Carolina.
Cadangan safir Kashmir masih
tetap di kenal di industri permata, walau kenyataan bahwa puncak produksi daerah
ini beberapa besar berlangsung kurun waktu yang relatif singkat diakhir era
kesembilan belas serta awal era ke-2 puluh. Asal usul Kashmir berperan besar
pada nilai safir, serta beberapa korundum asal Kashmir bisa dengan gampang
diidentifikasi oleh tampilan khas halus karakteristik serta warna yang luar
umum. Sekarang ini, rekor dunia harga safir per karat di pelelangan diraih oleh
safir dari Kashmir dalam suatu cincin, yang di jual seharga $ 180. 731 per
karat (kian lebih $ 5 juta keseluruhan, termasuk juga premi konsumen) pada
April 2014.
Safir sintetis
Pada th. 1902, kimiawan Perancis
Auguste Verneuil meningkatkan sistem untuk menghasilkan kristal safir sintetis.
Dalam sistem Verneuil, dinamai sesuai sama namanya, serbuk alumina halus
ditambahkan ke api oxyhydrogen, serta diarahkan ke bawah pada jubah. Alumina
dalam nyala dengan cara perlahan-lahan disimpan, membuat titik air mata berupa
“boule” dari material safir. Dopan kimia bisa ditambahkan untuk membuat ruby
versus buatan, serta seluruhnya warna alami safir yang lain, serta di samping
itu, warna lain yang tidak pernah tampak dalam sampel geologi. Bahan safir
buatan sama dengan safir alami, terkecuali bisa di buat tanpa ada kekurangan
yang diketemukan dalam batu alam.
Kekurangan dari sistem Verneuil
yaitu bahwa kristal dewasa mempunyai strain internal yang tinggi. Banyak cara
manufaktur safir sekarang ini yaitu variasi dari sistem Czochralski, yang di
ciptakan pada th. 1916 oleh kimiawan Polandia Jan Czochralski. Dalam sistem
ini, biji kristal safir kecil di celupkan ke wadah yang terbuat dari iridium
logam mulia atau molybdenum, yang memiliki kandungan alumina cair, serta lalu
perlahan ditarik ke atas dengan kecepatan 1 hingga 100 mm per jam. Alumina
mengkristal selanjutnya, membuat kembangan berupa wortel panjang dengan ukuran
besar sampai 200 kg.
Safir sintetis juga di produksi
dengan cara industrial dari aluminium oksida teraglomerasi, disinter serta
dikumpulkan (seperti dengan desakan isostatik panas) dalam atmosfer yang kurang
reaktif, membuahkan product polikristalin transparan namun sedikit berpori.
Pada th. 2003 produksi safir
sintetis dunia meraih 250 ton (1, 25 × 109 karat), beberapa besar oleh Amerika
Serikat serta Rusia. tersedianya safir sintetis murah buka banyak manfaat
industri untuk bahan yang unik ini :
Laser pertama di buat dengan
tongkat ruby sintetis. Laser titanium-safir popular lantaran kemampuannya yang
relatif tidak sering yang perlu disetel untuk beragam panjang gelombang di
lokasi merah serta dekat-inframerah dari spektrum elektromagnetik. Mereka juga
bisa dengan gampang di-mode-locking. Dalam laser ini suatu kristal safir
sintetis yang di produksi dengan krom atau titanium kotoran disinari dengan
sinar yang kuat dari lampu spesial, atau laser yang lain, untuk bikin emisi
terstimulasi.
Substrat safir sintetis
berkwalitas tinggi yang dipakai dalam nanoteknologi kerap dimaksud Blue Glass,
lantaran warna birunya.
Penggunaan umum
Bersamaan dengan zirkonia serta
aluminium oxynitride, safir sintetis dipakai untuk kaca jendela tahan pecah
pada kendaraan lapis baja serta beragam baju militer pelindung badan, dalam
hubungannya dengan komposit.
Salah satu type lampu busur xenon
(awalannya dimaksud “Cermax” nama merk pertamanya), yang saat ini di kenal
dengan cara umum juga sebagai “lampu xenon body keramik”, memakai kaca output
kristal safir yang mentolerir beban termal yang lebih tinggi -dan juga
kemampuan output yang lebih tinggi saat dibanding dengan lampu Xe konvensional
dengan kaca silika murni.
Kaca safir
Salah satu aplikasi safir
sintetis yaitu kaca safir yang kerap dimaksud kaca biru lantaran safir berwarna
biru. Disini kaca yaitu arti pemula yg tidak mengacu pada keadaan amorf, namun
untuk transparansi. Safir bukan sekedar sangatlah transparan pada panjang
gelombang sinar pada 150 nm (UV) serta 5500 nm (IR) (mata manusia bisa
membedakan panjang gelombang dari seputar 380 nm hingga 750 nm 50), namun juga
luar umum anti gores. Safir mempunyai nilai 9 pada taraf kekerasan mineral
Mohs.
Faedah kunci kaca safir yaitu :
Band transmisi optik yang
sangatlah luas dari UV ke hampir inframerah, (0, 15-5, 5 m), Dengan cara penting lebih kuat berbahan
optik atau kaca standar, Sangatlah tahan pada goresan
serta abrasi (9 taraf Mohs, substansi alami yang paling keras nomer 3 samping
moissanite serta berlian, Suhu leleh yang sangatlah tinggi
(2030 ° C)
Jadi yang dimaksud “kaca safir”
merujuk pada safir kristal yang dipakai juga sebagai kaca atau penutup optik.
Sebagian kaca terbuat dari boule safir murni yang tumbuh pada tujuan kristal
spesifik, umumnya di selama sumbu optik, c-axis, untuk refraksi ganda minimal
untuk aplikasi. Boule diiris hingga ketebalan kaca yang di idamkan serta pada
akhirnya dipoleskan ke permukaan yang di idamkan. Kaca optik safir bisa dipoles
untuk beragam permukaan lantaran susunan kristal serta kekerasannya. Permukaan
kaca optik umumnya dimaksud spesifikasi scratch-dig sesuai sama spesifikasi
MIL-O-13830 yang diadopsi dengan cara global.
Magical Mirror X5 yang di
produksi oleh perusahaan China Desay adalah smartphone pertama yang memakai
monitor kaca safir. Pada awal mulanya kaca safir dipakai umpamanya pada Apple
Touch ID of the iPhone 5s, iPhone 6, serta iPad mini 3. Juga, cover safir sudah
dipakai untuk kamera belakang di tiap-tiap iPhone 5 atau yang lebih baru, serta
tiap-tiap iPod Touch (generasi ke-5) atau yang lebih baru.
Kaca safir dipakai dalam ruangan
bertekanan tinggi untuk spektroskopi, kristal dalam beragam arloji, serta kaca
pada barcode scanner toko kelontong lantaran kekerasan serta ketangguhan
material ini yang luar umum yang membuatnya sangatlah tahan pada goresan.
Bahan ini dapat dipakai pada kaca
ujung pada sebagian tabung laser bertenaga tinggi lantaran transparansinya yang
besar serta konduktivitas termalnya sangat mungkin untuk mengatasi kepadatan
daya yang sangatlah tinggi dalam spektrum infra-merah atau UV tanpa ada pecah
disebabkan pemanasan.
Pemakaian juga sebagai substrat
untuk sirkuit semikonduktor
Wafer safir tidak tebal yaitu
pemakaian pertama substrat isolasi yang dipakai untuk deposit silikon untuk
bikin sirkuit terpadu yang di kenal juga sebagai silicon on sapphire atau “SOS”
; saat ini substrat lain dapat juga dipakai untuk kelas sirkuit yang di kenal
lebih umum juga sebagai silicon on insulator. Terkecuali karakter isolasi
elektriknya yang sangatlah baik, safir mempunyai konduktivitas termal yang
tinggi. Chip CMOS pada safir sangatlah bermanfaat untuk aplikasi frekwensi
radio (RF) berdaya tinggi seperti yang diketemukan dalam handphone, radio
keamanan umum, serta system komunikasi satelit. “SOS” juga sangat mungkin untuk
integrasi monolitik baik sirkuit digital ataupun analog seluruhnya pada satu
chip IC, serta pembangunan sirkuit listrik sangatlah rendah.
Dalam satu sistem, sesudah boule
kristal safir tunggal tumbuh, mereka dibor ke inti batang silinder, serta wafer
lalu diiris dari inti itu.
Wafer kristal safir tunggal juga
dipakai dalam industri semikonduktor juga sebagai substrat untuk perkembangan
piranti berbasis galium nitrida (GaN). Pemakaian safir dengan cara penting
kurangi cost, lantaran biayanya seputar sepertujuh dari cost germanium. Gallium
nitrida pada safir biasanya dipakai warna light-emitting diode (LED) biru.
Rekomendasi histori serta budaya
Dengan cara etimologis, kata bhs
Inggris “sapphire” datang dari bhs Latin sapphirus, sappirus dari σαπφειρος
Yunani (sappheiros) dari bhs Ibrani סַפִּיר
(sappir). Sebagian pakar bhs memiliki pendapat bahwa kata ini datang dari bhs
Sansekerta, Shanipriya (शनिप्रिय),
dari “shani” (शनि) yang
bermakna “Saturnus” serta “priya” (प्रिय),
sayang, yakni harfiah “Saturnus sayang”.
Safir dipakai juga sebagai salah satu
dari dua belas batu mulia yang dipasang dalam dada Imam Israel sepanjang
pengabdiannya di Bait Suci.
Arti Yunani untuk safir sangatlah
mungkin saja jadi dipakai untuk mengacu pada lapis lazuli.
Sepanjang Era Pertengahan,
lapidary (pengrajin permata) Eropa mengacu kristal corundum biru dengan
“sapphire”, turunan dari kata Latin untuk biru : “Sapphirus”
Safir yaitu hadiah tradisional
untuk lagi th. pernikahan ke-45.
Safir yaitu permata kelahiran
untuk bln. September.